
Warga Surabaya boleh berbangga. Jika tak ada aral melintang, tahun ini mereka bakal punya stadion spektakuler yang pembangunannya diberi nama megaproyek Surabaya Sport Center (SSC). Sejauh ini, progress proyek tersebut cukup menggembirakan. Bahkan, pengerjaan melebihi target yang ditetapkan.
Meski belum kelar, fisik bangunan proyek yang bakal bernama Gelora Bung Tomo itu kini terlihat megah. Dinding tembok tiga bangunan utama yang kukuh sudah terlihat berdiri menjulang di Pakal, Surabaya Barat. Mulai stadion utama, stadion indoor, dan masjid. Proyek senilai Rp 440,2 miliar itu ditargetkan akan selesai akhir tahun ini.
Gelora Bung Tomo merupakan centerpiece (komponen utama) dari SSC. Stadion utama di SSC ini disiapkan sebagai stadion yang superkomplet. Bukan hanya menampung 50 ribu orang, stadion itu juga disiapkan memiliki standar fasilitas yang tinggi. Untuk penonton, disediakan tiga kelas. Ada standar, VIP, dan VVIP.
Anita Yuliani, engineer Adhi-Recon, Jo., menjelaskan bahwa Gelora Bung Tomo memiliki 21 pintu masuk di sekeliling stadion. Masing-masing pintu memiliki dua akses menuju ke tribun. ''Dengan banyaknya akses itu, penonton bisa lebih leluasa dan nyaman,'' ujarnya.Meski belum kelar, fisik bangunan proyek yang bakal bernama Gelora Bung Tomo itu kini terlihat megah. Dinding tembok tiga bangunan utama yang kukuh sudah terlihat berdiri menjulang di Pakal, Surabaya Barat. Mulai stadion utama, stadion indoor, dan masjid. Proyek senilai Rp 440,2 miliar itu ditargetkan akan selesai akhir tahun ini.
Gelora Bung Tomo merupakan centerpiece (komponen utama) dari SSC. Stadion utama di SSC ini disiapkan sebagai stadion yang superkomplet. Bukan hanya menampung 50 ribu orang, stadion itu juga disiapkan memiliki standar fasilitas yang tinggi. Untuk penonton, disediakan tiga kelas. Ada standar, VIP, dan VVIP.
Demi menjaga ketertiban dan keamanan saat masuk, pintu masuk dibuat berkelok-kelok seperti ular. Setiap jalur hanya muat satu baris penonton dengan dibatasi besi kukuh yang mampu menahan desakan penonton.
Alur antrean itu nanti melewati sebuah ruangan khusus yang menjadi tempat screening. Di sana semua penonton yang akan masuk stadion diperiksa satu per satu oleh petugas keamanan. ''Itu dilakukan untuk menyaring penonton yang membawa benda-benda yang dilarang. Misalnya, senjata maupun minuman keras,'' ucap Anita.
Di dalam stadion, penonton langsung menempati tribun. Khusus untuk penonton kelas standar, tempat duduknya tidak berbentuk kursi plastik, melainkan dari beton. Meski begitu, penonton tetap dibuat nyaman. Sebab, setiap ''tangga'' duduk penonton dirancang selebar 80 cm. Dengan demikian, penonton bisa duduk enak karena alas duduknya lebar.
Tidak hanya itu, tinggi dudukan dibuat 48 cm. Anita mengatakan, hitungan itu mempertimbangkan faktor kenyamanan selama menonton. Posisi kaki bisa rileks meski dalam posisi duduk.
Tempat duduk penonton sengaja tidak dibuat dari plastik. Perempuan asal Nganjuk itu menjelaskan, berdasar pengalaman di beberapa stadion, dudukan yang berbentuk kursi justru mudah rusak. Apalagi, bahannya kebanyakan dari plastik. ''Malahan sering dipatahkan dan menjadi alat untuk melempar suporter lawan,'' ucapnya.
Selain itu, tempat duduk dari beton lebih awet meski terkena hujan dan panas setiap hari. Juga tidak mudah dirusak. Dan, yang lebih penting tidak bisa dijadikan alat untuk berbuat kekerasan.
Fasilitas lain yang tidak ketinggalan, tersedianya toilet yang lokasinya tidak jauh dari tempat duduk penonton. Toilet itu merata di beberapa penjuru stadion. Dengan demikian, penonton tidak kesulitan menemukannya.
SSC juga menyediakan tempat yang khusus menjual makanan dan minuman. Lokasinya berada di lantai 1. Penonton bisa leluasa mengakses lantai satu dan tribun selama pertandingan. ''Kalau pas nonton lapar, ada resto yang menyajikan aneka makanan dan minuman. Tidak perlu keluar gedung,'' tutur Anita.
Lain halnya dengan penonton kelas VIP dan VVIP. Untuk kedua kelas itu, SSC menyediakan fasilitas plus. Tiket kelas VIP dijual khusus, nanti bisa beli di lokasi maupun dengan cara online. Di sana penonton kelas ini disediakan tempat duduk menggunakan kursi sejenis sofa yang empuk. Kursi tersebut menghadap langsung ke arah lapangan. Dengan begitu, penonton bisa rileks dalam menikmati pertandingan.
Kapasitas kelas VIP terbatas, hanya 4.370 tiket. View-nya bakal istimewa karena berada di lantai 4-7. Untuk VIP, disediakan toilet khusus yang tidak tercampur dengan penonton kelas standar. Di lokasi tersebut juga disediakan resto yang menyediakan makanan dan minuman. Hanya, penonton tidak perlu turun ke lantai 1 karena sudah tersedia di lantai yang sama. ''Bisa saja bentuknya resto, kafe, atau sejenis lainnya,'' ucap Anita.
Lain lagi penonton kelas VVIP. Penonton diberi pelayanan seperti di hotel. Kelas istimewa itu disediakan khusus untuk tamu-tamu penting. ''Seperti pejabat negara atau yang lain,'' kata Anita. Penonton kelas itu ditempatkan di ruangan khusus yang terpisah dari penonton lainnya.
Untuk kelas tersebut, hanya tersedia delapan ruangan. Kapasitas masing-masing ruangan beragam, bergantung kepada tipenya. Ada yang superior, ada pula yang standar. Secara keseluruhan, kelas VVIP hanya menampung 130 penonton. Kalau di Eropa atau Amerika Serikat, ruang-ruang itu disebut corporate suite, biasanya dijual ke perusahaan-perusahaan yang berminat.
Di dalam ruangan disediakan sofa dan meja layaknya ruang tamu. Masing-masing ruangan diberi pelayan yang siap menyediakan segala sesuatu yang diminta tamu tersebut. Bahkan, untuk memesan makanan dan minuman, disediakan interkom yang tersambung langsung dengan pelayan yang sudah disediakan. Dengan demikian, penonton yang ingin makan tidak perlu beranjak dari kursi atau keluar ruangan.
***
Pembangunan Gelora Bung Tomo telah disusun sedemikian rupa. Termasuk memperhitungkan kemugkinan terjadinya kerusuhan yang menyebabkan penonton mengamuk hingga turun ke lapangan. Untuk mengatasi itu, Gelora Bung Tomo telah dikonsep untuk mengatasi turunnya penonton ke dalam lapangan.
Salah satu di antaranya, membuat jarak cukup jauh antara lapangan dan tribun penonton paling bawah. Di depan tribun paling bawah dibuat pembatas besi setinggi 1,5 meter. Ujungnya berbentuk huruf T. ''Pagar itu tidak mudah dinaiki penonton untuk melompat ke dalam lapangan,'' jelas Anita.
Di depan pagar itu lantas ditambahi semacam parit selebar dua meter yang mengelilingi lapangan. Jarak tribun paling bawah dengan dasar parit dibuat 3,75 meter. Jauh sekali. ''Dengan jarak tersebut, penonton pasti pikir-pikir kalau mau terjun dari tribun ke lapangan lewat parit,'' tambahnya.
Anita bercerita, Wali Kota Bambang D.H. sempat berkelakar ketika mengunjungi lokasi tersebut Rabu lalu (13/5). Bambang mengatakan, sebaiknya parit itu juga diisi buaya. Supaya penonton benar-benar tak berani melompat ke dalamnya.
***
Dengan progres yang ada ini, warga Surabaya tentu sudah berangan-angan seandainya SSC kelak sudah rampung. Bukan hanya stadion utama, juga fasilitas-fasilitas lain.
Hanya, masih banyak yang skeptis terhadap masa depan proyek tersebut. Apalagi, lokasinya begitu jauh dari keramaian.
Menanggapi keraguan itu, Wali Kota Bambang D.H. mengingatkan kita untuk berpikir jangka panjang. Dia menerangkan, pembangunan di kawasan Surabaya Barat dimaksudkan untuk membagi arus keramaian yang selama ini berada di pusat kota.
Selain itu, pemenuhan kebutuhan lahan 100 hektare untuk pembangunan proyek tersebut juga tidak dapat dipenuhi di pusat kota. Menurut Bambang, pembangunan SSC itu nanti menjadi pembangkit pembangunan di wilayah Surabaya Barat. Apalagi, pemkot saat ini juga membangun Rumah Sakit Surabaya Barat (RSSB) yang masih dalam tahap pengerjaan.
''Nanti kawasan itu akan menjadi kota baru,'' tandas Bambang, yang kemudian menambahkan bahwa saat ini banyak lahan di sekitar kawasan SSC yang dibeli developer.
Bambang juga menanggapi kekhawatiran soal akses menuju ke stadion. Dia menyatakan sudah menjalin komunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta guna membuka akses jalan tol untuk bisa diarahkan ke stadion. Hasilnya, pemerintah pusat memberikan lampu hijau terhadap usul tersebut.
Karena itulah, stadion tersebut kelak tidak akan lagi terasa jauh. ''Konsepnya nanti, akses terhubung lewat tol,'' ucapnya.
Pembukaan akses jalan tol itu memang krusial. Khususnya untuk memudahkan jalan dari Bandara Juanda. Salah satu syarat gedung berstandar internasional memang kemudahan akses dari bandara.
Bambang menjelaskan, dari Bandara Juanda, gedung itu nanti bisa diakses lewat Tol Waru-Juanda. Dari Waru lantas masuk tol ke arah Benowo. Rencananya, arus tol di kawasan Dupak dipotong untuk akses ke SSC. Dengan rute tersebut, dari bandara ke SSC diperkirakan hanya membutuhkan sekitar 20 menit naik mobil.
Apalagi kalau jalan lingkar timur dan barat nanti jadi. Malah lebih cepat lagi,'' ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar